Karya “Heart” ini bagaikan peta luka yang membara: relief tekstur hati tergurat tajam, dipenuhi merah mendalam yang menyiratkan emosi terkhianati. Garis-garis dan tonasi merah meneteskan kesedihan dan kemarahan, tapi juga kekuatan—sebuah denyut batin yang menolak padam. Di saat hatimu retak oleh pengkhianatan, karya ini malah menegaskan: meski terluka, tetap ada keberanian untuk merasa, berdiri, dan mungkin, memaafkan. Ini bukan sekadar perasaan, melainkan monumen pribadi yang berani berbicara soal patah dan kelahiran kembali.