Karya ini menggambarkan sosok ambigu antara manusia dan makhluk asing yang sedang memanjatkan doa dalam keheningan abadi. Ia bisa jadi sisa peradaban yang punah, atau entitas asing yang baru belajar tentang harapan. Doa menjadi bahasa universal—melampaui spesies, waktu, dan dunia. Dalam kematian, masih ada yang memohon, atau mungkin, mengingat. Transendensi manusia dan imajinasi luar bumi.