Karya ini merekam momen intim antara cinta dan kefanaan—dua kerangka saling berpelukan dalam keabadian. Judul “Kiss of Death” menjadi paradoks antara kasih sayang dan akhir kehidupan. Tubuh mereka telah rapuh, namun pelukan mereka tetap utuh, seolah cinta mampu bertahan melampaui kematian. Tekstur tanah dan fosil mengingatkan kita bahwa setiap jejak kasih pun akan menjadi bagian dari sejarah, membatu dalam waktu, namun tetap berbicara tentang keabadian perasaan manusia.